Kamis, 27 Oktober 2011

Gara-Gara Tugas Pancasila


            “Titit titit titit titik” suara alarm ku berdering dengan nada yang semakin mengeras. Aku langsung terbangun dan ku cari suara itu berasal. Ku ambil hp ku yang kugunakan untuk mengalarm itu. Waktu terlihat menunjukkan pukul 4.00 pagi. Terlihat waktu masih jam 4 aku pun tertidur kembali dengan nikmatnya ”Emang waktu subuh itu enak-enakknya waktu buat tidur”. Tak lama kemudian hp ku kembali bordering dengan deringan yang berbeba “Tekek tekekkk tekekkk” tedengar suara tekek berarti hpku ada yang sedang call. Dengan reflek aku angkat dengan mata yang masih rapat dengan menekan tombol hijau. “Hallo, Assalamualaikum” ku ucapkan.
“Waalaikumsalam, bangun yah bangun” terdengar lirih di kupingku.
Ternyata pacarku yang membangunkan aku dan kemudian dimatikan telponnya olehnya sesudah aku jawab “Heem Bunda” panggilan sayang untuk pacarku.

            Waktu menunjukkan jam 5 pagi setelah aku di bangunkan oleh pacarku, aku langsung menyingsingkan selimut yang menempel di tubuhku, “srettttt” suaranya terdengar. Langsung ku menuju kamar mandi yang berada di belakang. Ku hidupkan pompa air dan langsung memuntahkan air dari pipa air yang terhubung oleh sumur. Dengan pelan ku mengusap wajahku “Alhamdulillah” terucap pelan dibibirku. “Nikmat Tuhan masih bersamaku”. Dengan di iringi angin semilir pagi ku berwudhu untuk mensucikan diri untuk mengahadap Sang Khaliq.

            “Allahhuakbar” kuserahkan jiwa raga ini pada yang kuasa ku rendahkan diri ini hanya untuknya mengharap ridhonya mengalir bersama aliran udara yang ku hirup untuk menyambung hidup.
“Ya Allah Ampunilah Dosaku, dosa-dosa orang tuaku, dosa-dosa guru-guruku, leluhurku, dan orang-orang yang saya sayangi Ya Allah. Berikan Ampunan kepada kami Ya Allah, berikan ridhomu ya Allah. Amin” Doaku kupanjatkan diwaktu itu.

            Kuambil hp dan kutulis sms untuk pacarku “Bunda lagi pa?” tak lama dia membalas “Lagi sakit Ayah” Hatiku tergetar membaca smsnya. Tak biasanya dia begini. Kubalas smsnya ”Bunda maem ya biar cepet sembuh, lau gak mau nasi roti juga gak pa2 ya bunda” ku rayu pacarku agar mau makan. “Ga mau ayah, bunda gak mau maem apa2, air aja pahit pa lagi nasi” semakin bingung diriku terdengar semua itu. Dan akhirnya aku berhasil merayu nya untuk memasak nasi dan membeli lauk untuk dimakan. “Ayah bunda nyuci dlu ya” Sms dari dia. Ku jawab “Heem” lewat sms.

            Terlihat jam 7.30.  Mas Agung dan Temannya Adit yang tinggal bersamaku di kontrakan berbanah diri mempersiapkan buku-buku yang mau dibawa ke kampus. Degan basa basi aku Tanya “Kuliah ta Mas” “Iyo” Dia menjawab dan langsung menanya balik “Kon ga kuliah ta?” dengan khas jawanya “Gak Mas, Entar Jam 10.00 Cuma da kerja kelompok ngerjain tugas Pancasila. Owh, kalo gitu aku pinjem ya helm mu buat Adit ntar aku jam 9 dah keluar kampus. Logat jawaku juga keluar “Eo wes mas bawa ja wes” kusahut sekenanya.

            Mas Agung dan Mas Adit berangkat ke kampus dengan sepeda bermerk Honda Supra Fit yang selalu menemaninya sama seperti ku yang selalu ada Honda Revo yang setia bersamaku, setelah kepergian Yamaha Vega R ku yang hilang karena orang yang tak bertanggung jawab (Pencuri). Hilangnya sepedah ku akan ku bahas lain waktu. Ake sendirian di kontrakkan karena gak da lagi penghuni selain diriku dan kedua malaikat yang selalu setia disamping kanan dan kiriku. Malaikat Atit dan Rokib. Ku buka leptop yang menemaniku ini dan ku tekan tombol on/off. “Srenggg” terdengar kehidupan leptopku ^_* karna kipas yang ada didalamnya berputar. Mulai terfikir di benakku apa yang aku akan lakukan. Ku ambil flasdisk pemberian pacarku yang kutaruh ditas dan kucolokkan ke leptop, “ klutik” terdengar suara dari leptop tanda devaise baru terdeteksi.

            Ku tekan klik mouse tertuju pada  folder yang bertulisan “Semangat baru” yang ada di flasku yang didalam folder itu aku isi tulisan-tulisanku, maklum aku adalah orang yang ingin menjadi penulis besar yang sedang memulai dari enol dan dari tangga paling bawah. Aku tak punya bakat untuk menulis tetapi keinginanku menulis melebihi bakat yang dimiliki penulis besarpun bagiku. Ku tanamkan cinta menulis pada diriku, apapun yang tersirat dalam benakku akan aku usahakan untuk mewujudkannya dalam sebuah tulisan, yang akan ku kenang nantinya. Dan menunjukkan kepada dunia bahwa M. Miftahur Royan yang tidak punya bakat untuk menulis bisa menjadi penulis besar dan terkenal di muka bumi ini. Itulah semangat yang tak kan terbeli dengan uang sebesar apapun. 

            Di otakku terbesit rencana untuk memostingkan tulisan-tulisanku ini karna sudah lama aku tidak meng update blog ku. Yaitu 4kopisusu.blogspot.com. Mengapa  aku sudah lama tidak memostingkan tulisanku karna terkendala hal biaya, karena aku tidak bisa connect dengan internet sewaktu-waktu. Aku harus ke warnet untuk sekedar memosting tulisan-tulisan ku yang menjadi kebanggaanku dan pada akhirnya menjadi story setelah aku meninggalkan bumi ini untuk selamanya. Setelah selesai ku edit tulisan-tulisan itu yang rencananku akan ku posting entar pada waktu di perpus sambil mengerjakan tugas pancasila yang akan di kumpulkan pada hari jumat sekarang hari rabu. 

            “Titit titit titit” suara itu terdengar kembali langsung teringat di memoriku bahwa ada agenda mengerjakan tugas kelompok di Perpus Universitas Jember. Emang aku selalu memasang alarm untuk berjaga-jaga agar sewaktu-waktu aku lupa dengan agenda pentingku. Berselang waktu setengah jam Mas Agung dan Mas Adit telah pulang dari kampus “detdetdetdetdet” suara Motornya dari kejauhan. Sewaktu dia masih dijalan aku sudah selesai mandi dan ganti pakaian merapikan pakainku untuk bersiap menuju perpus. Mereka sampai, motor langsung masuk di kontrakan. Aku yang gentian pergi darikontrakan “Mas Helmnya” ku ucap ke Mas Adit. “Oia” balasnya dengan menundukknan kepala tanda terimakasih telah meminjami helm.”Di fikirannku terbesit demikian”. Semuanya sudah siap, ku tancap gas menuju sasaran yaitu perpus UNEJ.

            Dimulai dari Perumahan Bumi Tegal Besar dimana sebuah kontrakan yang sedang ku tinggali itu yang berada di jalan Moh. Yamin kemuadian menuju Armed, Jalan Sumatra dan terakhir di jalan jawa dimana Unej Fakultas Ekonomi itu berada besebelahan dekat dengan perpus tujuanku. Kira-kira pukul 10.30 sampailah aku ke halaman perpus dan segera ku parker sepedah yang menemaniku dengan patah demi sepatah. Ku tatap perpus yang bangunannya tinggi dan banyak orang yang berseliweran mengurusi urusannya masing-masing. Langsung muncullah fikiran di otakku jika saja tiba-tiba ada teroris masuk wilayah itu dan membawa sebuah bom yang dibawa dengan tas maka tidak akan orang yang tau kalau itu sebuah bom dan bom itu bisa di ledak kan dengan remote control yang sewaktu-waktu bisa di ledakkan bisa jadi semua orang yang ada di sini akan banyak yang terluka dan tidak sedikit yang akan mati. “klunting” hilang semua khayalanku tadi mendengar suara hp yang berdering menandakan ada sebuah sms yang masuk. Ku ambil hp itu dari saku depan celanaku “settt” terbunyi gesekan saku dengan hp itu sendiri karena ku tarik keluar. Kubaca Oky, teman kelompok matakuliah pancasila. “ Udah di perpus yan?” langsung ku tekan replay dan ku ketik “Udah” tanpa tanda petik. “Kamu dimana Ok? Ku sms balik. OTW katanya”On the Way maksudnya-di jalan”. 

            Setengah jam aku menunggu di perpus, waktu yang tidak lama sich untuk ukuran menunggu bagiku. Kugunakan waktu menunggu itu dengan sebaik-baiknya yaitu dengan membaca informasi yang ada di madding, entah itu informasi berguna bagi saya penting atau tidak yang terpenting adalah mengisi waktu menunggu itu tidak hanya dengan berdiam saja tanpa melakukan hal sedikitpun. Maka kita yang akan rugi dan merasa waktu setengah jam untuk menunggu terasa amatlah sangat lama. “Tekek tekek tekek” hp ku berdering ada yang call ternyata oky yang menelponku
Aku : “Hallo Ok..Diamana kamu”
Oky : “Aku sudah diatas lantai 2 yan”
Aku : “Yaudah kalau begitu aku tak kesana”
Teklpon segera ditutup oleh Oky, mungkin pulsanya biar tidak habis banyak. Hehehe

            Karena aku membawa tas yang isinya laptop maka ku taruh tas ku itu di brangkas yang tersedia di perpus yang terkunci, maka harus mengambil dulu kuncinya di penjaganya. “Mbak kunci” ku spa penjaganya “KTPnya Mas” katanya, oia saya lupa kan harus menyerahkan KTP kalau mau mengambil kuncinya sebagai bukti “Didalah hatiku berkata tersebut” “Oia Mbak” kataku sambil mengambil KTP si Dompet yang  isinya uang dua ribuan dan 5 ratusan. “Klinting” terdengar dengan kerasnya ternyata uang 5 ratusan sebanyak 2 koin ku terjatuh. Segera kuambil biar tidak mengundang perhatian lebih banyak orang lagi. “Waduh malu aku” terfikir di dalam otakku. Langsung kuberikan KTPku ke petugasnya dan di ganti dengan kunci yang berbandol no 88. Ku buka dan kumasukkan tas ku kedalam berangkas itu dan segera ku kunci.

            Kunaiki tangga menuju lantai dua perpus kampus UNEJ. Kulihat-lihat mencari Oky, ternyata aku disapa dari kejauhan “Yan” sapanya, ku hanya tersenyum dan menghampirinya ku jabat tangan Oky dan Kedua temannya yang sekelompok juga dengan ku. “Royan” ”Enggar” sambil berjabat tangan “Royan” “Ika” sambil berjabat tangan. Enggar sebagai ketua kelompok kami ika pangkatnya sama sepeertiku sebagai anggota dan juga Oky. Sebenernya kelompok kami bukan hanya empat orang itu saja, tetapi ada Sembilan orang tetapi karena ada kesibukan masing-masing yang tak bisa ditinggalkan maka hanya kami ber empat yang datang berkumpul dan membahas tugas pancasila yang di berkikan oleh Bapak Dosen. Bapak Soemarjono namanya. Beliau dosen yang menurut saya pribadi termasuk dosen yang cara mengajarnya berbeda dengan dosen lainny. Beliau hanya memberikan judul-judul sub matakuliahnya dan kita sendiri yang mencari materi itu dengan cara di bagi-bagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok wajib mempresentasikannya materi yang mereka dapat dan yang pastinya ada sesi-sesi pertanyaan yang membuat kaki bergetar-getar karena saya orang yang tidak pandai berbicara di depan umum.

            Kebetulan materi yang kami terima kebagian dengan judul “Pancasila Sebagai Falsafah” aku bingung mau menjelaskan apa. Pengetahuanku yang sedikit tentang pancasila sehingga ku putuskan untuk mengikuti teman-teman yang pandai dalam hal tersebut. Mereka ternyata sudah mendapat materinya yang diperoleh dari browsing di internet dan mengambil dari buku. Aku minta soft copynya agar aku bisa belajar dahulu biar besok pada waktu presentasi bisa sedikit banyak ngomong dan harapan saya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diluncurkan oleh teman-teman sekelas kami, kelas PCL 35 namanya.  Oky mengambil leptopnya yang masih berada di berangkas yang ada di lantai satu, dia lupa membawanya ke atas karena takut tidak boleh “ujarnya”. “Wah kamu ini Ok bawa leptop gak dibawa kesini” kata Enggar yang sedikit keras. “wes sana ambil Ok” kataku. Langsung Oky turun ke lantai satu mengambil si laptop tadi. Tak lama kemudian dia sedah kembali dengan membawa laptopnya yang katanya baru, Intel Pentium Acer dengan memory dua GB, dia beli dengan harga Rp. 4 juta di MurahCom.

            Laptop sudah hidup segera ika memasukkan flesdisknya ke laptop Oky dan menscennya dan terjari dua virus membahayakan, untung saja laptopnya di lengkapi dengan antivirus yang sangat kuat kabarnya KASPERSKY namanya. Langsug saja dia hapus virus yang menyerang, tidak  melihat data apa yang telah terinfeksi virus tersebut, tidak jelas virus apa namanya karena aku melihatnya tidak terlalu dekat. 

            “Aku minta Soft copynya ya Ik? Biar aku bisa kubuat belajar sebelumnya” kataku meminta kepadanya. “Iya Yan” dia membalas. Ku ambil flasdiskk yang ada dalam saku depanku dank u berikan kepadanya. “Ni Ik flasnya” langsung dia mencolokkan di laptopnya dan menscennya terlebih dahulu dan tidak diketemukan virus di flasdiskku. “Flasdisknya siapa dulu” kataku dalam hati. Kulihat dia mengeklik kanan folder tugasnya dan sent to  flesdiskku. “Klutik” tanda mengirimnya sudah selesai. Dengan mengeklik kanan flasdisk ku dan mengeklik eject maka terejectlah flasku dari laptop Oky. “Makasihya” kataku padanya “Iya sama-sama” balasnya dengan mengasih sedikit sennyuman. 

            Sekitar sudah satu jam kami membahas tugas kelompok pancasila kami, akhirnya sudah di tentukan keputusan-keputusasnnya dan maaf keputusannya tidak dapat saya tulis disini karena sifatnya sangat rahasia. Kayak soal ujian nasional aja sangat rahasai. Kami memutuskan pulang kerena kami bersama sudah terasa capek semua, dan sampai dilantai bawah ternyata hujan turun dengan lebatnya, sehingga kami menunggu sampai hujan reda. Kamipun berpisah waktu kita sampai di lantai satu dan akhirnya kuputuskan untuk menunggu hujan reda sambil membuka laptop dan menghidupkannya kemudian dengan harapan wifinya bisa terconeksi sehingga bisa browsing dan bisa kubuat untuk memposting tulisan-tulisanku yang sudah sangat ingin segera ku share untuk sahabat-sahabat semuanya

            “Alhamdullah” tenyata Wifinya bisa tapi agak lemot sich. Maklum gratisan dan signalnyapun low. Tetapi tidak apa yang penting kubisa memposting tulisan-tulisanku di blogku yang kubuat belumlama ini. Sebebernya saya mempunyai banyak blog, itu berawal ada kegiatan Prakerin di SMKku dan peserta Prakerin diwajibkan mempunyai blog. Sehingga ku belajar mengeblog dan dimulai dari situlah sekarang ku sudah sedikit banyak tau mengenai blog dan aku pun mulai mencintai dan tumbuh hobi ngeblog pada diriku. “I love Ngelog Pokoke” untuk lebih lengkapnya masalah awal mula aku senang ngeblog akan ku tulis lain kali. 

            Dengan hati yang gembira mulai ku buka Mozila Firefox yang ada di desktop laptopku dengan mengeklik dua kali, langsung keluar tampilan mozila firefox danlangsung ku ketik http://blogger.com tekan Enter. Ku isi alamat emailku dan sekaligus passwordnya tekan enter jega. Muncullah pada halaman dasbord (yang suka ngeblog dengan blogspot pasti tau apa itu dasbord) ku klik new post dan kubuka tulisan-tulisanku yang ada di flasdiskku entah itu artikel, puisi, diaryku maupun cerpen dan langsung ku copy paste kedalam new post. 

            Singkat cerita, terselesaikanlah ku mengeposting tulisan-tulisanku yang ku dan waktu telah menunjukkan pukul 3.30 sore waktunya untuk pulang terkhayal kata di fikiranku, sampai kontrakan mandi terus membuka cerita-cerita pendek yang ku download dari internet. Karena tadi sambil mengeposting tulisan ku sempatkan untuk mencari cerita-cerita pendek untuk kubaca entar setelah tidak bisa connect dengan internet, kerena di kontrakan tidak ada sarana untuk bisa internetan. Dan sambil facebookkan juga tentunnya. “Klunting”  hilang seketika khayalanku tadi. Ternyata ada message yang masuk di inbox hpku, ternyata pacarku yang sms “Ayah kok gak pulang-pulang sich, dah reda lo hujannya” sms yang kuterima darinya. “Iya Ayah pulang karang bunda” kubales smsnya dengan nada yang agak datar. “klunting” hpku berdering lagi “Ht2” sms singkat balasannya. “Sungguh cepat balas smsnya” di dalam fikiranku. Tidak kubalas smsnya dan aku langsung pulang ke kontrakan degan badan yang sedikit capek karena ternyata duduk saja membuat punggung agak sedikit kaku.

            Ku tarik gas pelan keluar dari parkiran perpus dan ku serahkan STNK sepeda ku ke  Pak Satpam yang bertugas untuk mengecek plat nomor. Memang sudah menjadi tradisi di kampus UNEJ jika parkir dan mau keluar maka harus menunjukkan Surat Tanda Nomor Kendaraan, jika lupa membawa maka KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) yang menjadi jaminannya, untuk sementara waktu di tahan di pos Satpam selama kita belum menunjukkan STNK Sepedah yang kita bawa tadi.

            Selang waktu setengah jam kurang lebih aku sudah sampai di kontrakan Perumahan Bumi Tegal Besar Tepatnya Blok BN No. 1. Kusapa kawan sekontrakan ku dengan ucapan “Assalamualaikum” dari depan pintu “Waalaikumsalam” Mereka menjawab, yaitu Mas Agung dan Mas Adit. Ku jagang sepeda ku dan kulepas sepatu dan kaos kaki yang dari tadi berangkat sampai sekarang masih setia menempel pada kakiku. Kulepas baju dan celanku dehingga ku hanya memakai celana pendek “Boxer” nama trennya. Langsung aku menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan kaki ku yang sedikit tidak sedap baunya karena lamanya di bungkus oleh kaos kaki dan sepatu. 

            Kembali menuju kamar kontrakan kebanggaanku, Sudah kurubah kata-kata “ Rumahku Istanaku” menjadi “Kamarku Surgaku” karena didalam kamarku ini lengkap dengan semuanya. Ada tempat baju yang terbuat dari kardus bekas, kasur dari Mas Agung yang dipinjaminya, karpet sebagai alas pemberian dari bapak kontrakan, Sound system pemberian dari kentis, kentis adalah teman seperjuanganku waktu bersekolah di SMK dan  sampai sekarang masih berjuang bersama di tanah jember ini, dan masih banyak lagi barang-barang yang bukan asli milikku. Mengapa aku menyebutnya Kamarku Surgaku bukan Kamarku Istanaku, jika kita amati kalau di bilang istana pastinya barang-barang perlengkapan dan sebagainya adalah milik kita sendiri, sedangkan jika kita mengamati surge”Akupun belum mengetahui bentuk surga itu kayak gimana, pastinya yang aku bayangkan menurut buku-buku yang kubaca tempatnya sangat  menyejukkan hati dan indah namun itu semua bukan milik kita melainkan milik Tuhan TME. Jadi terjawab sudah mengapa ku menamakan kamar kontraka ku ini dengan sebutan “Kamar kontrakanku Adalah Surgaku” *_^

            Terasa capek seharian telah beraktifitas, mulai dari enol sampai tak terhingga, maha besar Tuhan yang telah menberikan nikmatnya kepada kita semua. Setelah semuanya telah selesai. Mandi sudah, melapor ke Tuhan Yang Maha Esa juga sudah  dan akhirnya ku mengakhiri critaku ini dengan ucapan Alhamdullillahirobbilngalamin. Dan kan ku buka lagi ceritaku di lembaran kertas yang lain. 

            Gara-gara karena tugas pancasila aku mempunyai ide untuk memulai sebuah tulisan sehingga terselesaikanlah tulisanku ini. Semoga cerpen diaryku ini bisa menjadi batu loncatanku untuk mewujudkan cita-citaku menjadi penilis yang handal dan karyanya kelak akan dikenang sepanjang masa. Amien. [Oleh: M. Miftahur Royan]


Jember, 26-27 Oktober 2011
Kamar Kontrakan

Comments
0 Comments

Posting Komentar

Tulisan terkait