Rabu, 26 Oktober 2011

Tiga Pengelana

            Di suatu zaman ada tiga pengelana yang sangat terkenal karena ketangguhannya menaklukkan medan yang mereka tempuh. Karena mereka memiliki perbedaan umur yang mencolok maka mereka menyebut dirinya dengan yang tertua dipanggil kakak pertama, kakak kedua dan adik bungsu. Sudah banyak daerah-daerah yang mereka jelajahi dan taklukkan. Mereka mempunyai kekuatan masing-masing yang berbeda kakak pertama mempunyai kemampuan yang sangat kuat sehingga bisa mengalahkan musuh yang pada suatu saat menghadang jalan mereka. Kakak kedua mempunyai kelebihan dalam hal percintaan dan yang terakhir adik bungsu memiliki budi pekrti  yang baik dan sabar.  Itu lah kelebihan-kelebihan yang dimiliki ketiga pengelana tersebut.

            Disuatu jalan mereka dihadang perampok  yang ingin menguasai dan merampas harta yang mereka bawa, tetapi dengan ketangguhan yang kakak pertama miliki perampok yang jumlahnya tidak sedikit itu bisa diatasi dan perampok itu lari tunggang langgang. Kemudian mereka pengelana melanjutkan perjalanan, kakak kedua yang bisa menaklukkan wanita manapun ini ternyata telah terpikat dan jatuh hati kepada wanita yang ditemuinya pada waktu peralanan itu. Wanita itu adalah korban dari perampokan yang selamat dan orang tuanya dan kerabatnya sudah dihabisi oleh perampok-perampok yang menghadangnya. Maka ikutlah si wanita itu kepada ketiga pengelana tersebut.

            Setelah  menempuh perjalanan yang cukup jauh mereka merasa lelah dan mereka memutuskan untuk istirahat sejenak untuk menghilangkan capek. Mereka menemukan sebuah gua. Mereka tidak tau kalau gua itu adalah tempat persembunyianya para bajingan yang sangat kejam. Karena pada waktu itu para bajingan itu sedang keluar mencari mangsa. Mereka para pengelana yang sedang capek dan seorang wanita itu istirahat di gua itu dan tidak terduga para pengelana itu tertidur. 

            Diwaktu mereka tidur para bajingan itu dengan tidak sengaja pulang ke tempat persembinyiaannya yaitu di gua tersebut. Para bajingan tersebut menangkap para pengelana tersebut yang sedang ke enakan tidur. Singkat cerita para bajingan itu mengambil harta dan barang bawaan dari pengelana tersebut, tetapi untung saja bajingan itu tidak menghabisi semua pengelana tersebut, karena jika para pengelana tersebut mati maka berakhirlah sudah cerita ini. Hehehe bercanda.

            Ketiga pengelana tersebut dibuang kesebuah jurang oleh bajingan tersebut dan si wanita di perk*sa ramai-ramai oleh para bajingan tersebut dan akhirnya dibunuh karena memberontak waktu diperk*sa.

            Para pengelana yang dibuang ke jurang tadi masih selamat Cuma luka-luka saja yang mereka alami. Kakak kedua bingung dan mencari-cari siwanita dan akhirnya mereka menemukannya di jurang tersebut, tetapi dalam keadaan yang berbeda  yaitu tidak memakai pakaian dan telah mati karena perbuatan para bajingan. Kakak kedua sangat terpukul dengan kejadian ini dan akhirnya bersumpah akan membalaskan dendam dan ingin berkeinginan suatu saat si wanita itu bisa kembali hidup menemuinya.

            Singkat cerita para pengelana tersebut melanjutkan perjalanannya setelah menguburkan si wanita tadi. Di tengah perjalanan mereka tidak bisa melanjutkan perjalanannya karena di depannya ada sungai yng sangat terjal, tetapi dengan kemampuannya ketiga pengelana tersebut menggabungkan seluruh kekuatannya untuk membangun sebuah jembatan sehingga bisa gunakan untuk menyeberangi sungai itu. Ditengah mau menyebarang mereka di datangi oleh kematian, kematian tersebut dengan akal bulusnya mempersilahkan kakak pertama  yang menyeberangi untuk yang pertama kali. Kematian tersebut menawarkan sebuah kebaikan dan para pengelana boleh meminta satu permintaan ke pada sang kematian dan pasti akan terkabaul.

            Kemudian karena kakak pertama memiliki sifat yang suka berkelahi maka kakak pertama meminta pedang yang bisa membunuh semua musuhnya. Dengan sekejap sang kematian memberikan pedang untuknya. Kemudian giliran kakak kedua dipersilahkan oleh sang kematian dan sama seperti kakak pertama sang kematian menawarkan sebuah permintaan dan karena kakak kedua ingin menghidupkan si wanita yang telah mati maka kakak kedua meminta itu. Dengan sekejap juga sang kematian memberikan batu yang bisa menghidupkan orang yang mereka minta tetapi hanya berlaku satu kali. Yang terakhir giliran adik bungsu. Adik bungsu ini meminta agar adik bungsu ini terhindar dari kematian, dengan berat hati sang kematian melepas jubahnya dan memberikan kepada adik bungsu tersebut.

            Dengan rasa bangga dan senang karena telah diberikan sebuah yang mereka mau oleh sang kematian mereka melanjutkan perjalanan, tidak jauh merekan sudah menemukan sebuah desa yang sangatlah angker yang di kuasai oleh seorang dukun yang sangat hebat. Dengan kesaktian yang dimiliki oleh kakak pertama dukun itu berhasil dibunuh dengan mudahnya. Karena ada salah seorang murid dari dukun tersebut tidak terima dengan perdlakuan si kakak pertama pada suatu malam diwaktu kakak pertama sedang enak tidur diambil pedang pemberian sang kematian oleh murid dari dukun yang terbunuh dan menggorokkan pedang itu ke leher kakak pertama dan berhasillah sang kematian mendapatkannya.

            Kakak kedua menggunakan batu yang sang kematian beri untuk menghidupkan si wanita yang di idam-idamkan yang telah mati itu dan dengan sekejap sang wanita itu hidup dan akhirnya si wanita itu terlihat bunuh diri dengan menggantungkan diri dengan tali dan akhirnya kakak kedua melakukan hal yang sama, kakak kedua menggantungkan dirinya sama seperti si wanita berharap bahwa bisa bertemu di akhirat nanti. Berhasillah sang kematian mendapatkan kakak keduaa.

            Sang kematian mencari-cari adik bungsu yang terakhir ternyata tidak menemukan kematiannya, setelah sudah tua adik bungsu ini memberikan jubah yang dia punya pemberian dari sang kematian di berikan kepada anaknya dan akhirnya sang kematian menjemputnya dengan damai.

            Apa yang dapat kita petik dari cerita diatas?

            Lengkap sudah tiga pengelana tersebut meninggalkan dunia yang fana ini dengan cerita dan jalannya masing-masing menurut keyakinan dan pemikiran dan nafsu yang terkontrol sehingga pulang dengan damailah adik bungsu dibanding dengan kakak-kakaknya yang tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri dan bertindak berdasarkan keinginan nafsu semata. [Oleh: M. Miftahur Royan]

Jember, 26 Oktober 2011
Kamar Kontrakan, 06:44 Pagi

Comments
0 Comments

Posting Komentar

Tulisan terkait