Rabu, 26 Oktober 2011

Sakit Perut

            Di waktu sakit terimakasihku ucapkan kepada temanku  yang bernama Putra dan Mas Yapi. Meraka mau membantuku untuk merawatku dan mengasih perhatiannya. Bahkan dia mau mengantar aku pulang ke kontrakan meskipun itu tidak jadi, karena hujan lebat datang. Tetapi aku yakin mereka tulus membantuku.

            Sebelum mereka membantuku aku merasa menangis hati ini, karena teman-temanku sama sekali tidak ada  yang membantuku dan merasa kasian kepadaku, bahkan ada yang mengataiku “manja” dan reflek aku merasa mangkul atau kesal, tetapi aku tau mereka bukan sungguh-sungguh mengataiku, mungkin hanya untuk menghiburku agar tidak terlalu tenggelam dalam rasa sakit.

            PMII, itu sebuah organisasi ekstra yang aku ikuti pada masa kuliah di UNEJ. Aku mencoba untuk mencari pengalaman disitu, untuk mengembangkan potensi yang aku miliki agar bisa lebih kelihatan dimana sebenernya kelebihanku terletak yang selama ini aku belum tau dimana letak kelebihannya.

            Kembali ke masalah sakit yang aku sering kuluhkan adalah masalah perut, aku tidak tau apa masalah yang terjadi pada perutku ini kok selalu tidak beres, “loro kok kumat-kumaten, megelne(bahasa jawanya). Mungkin apa aku salah makan? Apa makanannya kurang steril? Atau emang perutku yang kurang bersahabat dengan makanan jember? Pusing ku  memikirkannya. 

            Sakit. Semua nikmat Tuhan seperti dicabut olehnya, Enak menjadi tidak enak. Semuanya berubah 180 derajad sungguh tidak nyaman. Tampan dicabut, nikmat makan dicabut, nikmat sehat juga dicabut. Sungguh tidak pantas manusia untuk sombong. [Oleh: M. Miftahur Royan]

Comments
0 Comments

Posting Komentar

Tulisan terkait