Kontrakanku Disatroni Maling

Jum’at, 16 Desember 2011 kontrakanku disatroni maling. Kontrakan pada hari itu memang sepi tak berpenghuni. Mas Agung yang tinggal sekontrakan denganku pulang kampung karena neneknya meninggal, sedangkan aku sendiri ke kampus, karena tuntutan akademis mulai jam Sembilan pagi. (sok sibuk)

Kuliah pancasila yang sedikit membosankan membuatku sedikit ketiduran (emang kamu jago tidur), karena bosan dengan pelajaranya, memang aku kurang suka dengan pelajaran ini. Akhirnya jam menunjukkan sebelas seperempat siang, Dosen menutup pelajaran yang sedang berlangsung “Sekkian pelajaran kuliah pancasila ini semoga bermanfaat, selamat siang Assalamulaikum Wr.Wb” 

Karena jam satu siang aku ada kuliah lagi yaitu matakuliah Penangatar Ekonomi Mikro yang jadwal aslinya hari selasa kemudian diganti hari jum’at pukul satu siang, karena selasa kemaren ada tim aksesories yang mengakreditasi jurusan kami, yaitu IESP (Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan).

# Promosi jurusan “Kata Dosen  Mikro, yaitu Dra. Anifatul Hanim, M.Si

Kendala kontrakanku jauh dari kampus, kuputuskan untuk numpang mandi di kosannya temenku, kemudian kutunaikan salat jum’at dan jum’atan selesai kira-kira pukul setangah satu.

“Ndra makasih ya dah ngijinin aku numpang disini tadi, aku pamit kul dulu” aku pamit ke temanku utuk kuliah lagi. “Iya sama-sama, hati-hati dijalan Brow” “Oke” jawabku sambil jalan menuju sepedaku yang terparkir ditempat parkir. Perut terasa lapar akhirrnya kuputuskan untuk ngisi perut dulu, karena dari pagi memang belum di isi. Perut laper, makanan enak meskipun gak mahal, dan ditemani musik banyuwangenan plus es teh membuat semakin nikmat saja.

# yang pingin beli murah meriah enak warung jawa tujuh, dijamin puas

Hp menunjukkan Jam satu lewat seper empat. Ku tarik gas sepedahku menuju ke kampus. Alhamdulillah belum masuk, jadinya tidak telat. Pukul tiga sore kuliah pengantar ekonomi mikroku selesai. Aku tidak langsung pulang ke kontrakan, karena jam tiga masih ada rapat redaksi di ecpose (pers mahasiswa). Ternyata teman-temanku belum ada yang dateng, karena cuaca yang kurang mendukung, hujan rintik-rintik dan tak jarang petir menyambar di langit yang kelam.

Mata sedikit ngantuk terpaksa terpejam mata ini di UKM Ecpose, sambil menunggu teman-teman. Tak terasa sudahhampir Sembilan puluh menit ku terlelap. Ipunk datang, dia adalah anggota rapat redaksi kami sebagai fotografer. Akhirnya aku terbangun karena kedatangannya, kemudian kami berbincang-bincang gimana ini jadi rared (rapat redaksi) atau tidak?, karena jumlah angggota rared kami lima sedangkan yang datang cuma dua yaitu aku dan ipunk dan jika diprosentase tidak ada 50% kamipun memutuskan untuk menundanya. Kami pun pulang ke kosan/kontrakannya masing-masing sekitar pukul lima sore. 

Dua puluh menit perjalanan pulang ke kontrakan. Sampai di depan kontrakan diriku sungguh terkejut melihat keadaan pintu depan yang kuncinya rusak (karena dicongkel maling) sepeda langsung ku jagang kemudian kuperiksa kedaan dalam kontrakan ternyata pintu kamar teman saya, kunci pintu belakang dan ventilasi kamar teman saya juga telah dirusak, semuanya berantakan sampai-sampai jemuranku yang ada di belakang juga mawut-mawut jatuh ke tanah semua (rugi ya saya nyuci, capek-capek nyuci, kotor lagi) tetapi untungnya dan anehnya kamarku tidak terjadi apa-apa, kuncinya tidak dirusak. Andai saja ikit di rusak makan laptop, sound, majigcom dan masih banyak lagi barang berharga lainya yang ada di dalam kamarku bakalan lenyap.

Langsung ku telpon teman ku yang sedang pulang kampung itu, aku tanyakan apakah dia yang mencongkel pintu kontrakan (pikirku kuncinya dia hilang, jadinya dia congkel) “Aku nggak tau menau yan, aku nggak nyongkel pintunya, aku pulang baik-baik ja kok keadaannya” ujarnya setelah kutanyakan padanya via telpon.  Karena pulsaku pas-pasan akhirnya ku akhiri percakapanku “ya udah mas, kita smsan ja, pulsaku ngedrob, asslamualaikum” kata terakhir dalam telpon.

Setelah ku amati yang hilang ternyata tabung elpiji 3 kg, sound kecil, dan belum tau lagi apa yang hilang soalnya yang di ubrak abrik kamarnya teman saya, karena aku gak tau barang apa aja yang ada didalamnya, yang kelihatan mencolok ya TV, sound besar, kecil, baju-baju dan lain-lain. 

Dari kejadian dan tanda-tanda yang kudapati kronologis  dari kajadiannya kurang lebih seperti in, malingnya masuk lewat pintu depan dengan mencongkel kunci depan, kemudian menconngkel pintu kamar teman saya, dan merusak jendelanya, kemudian mengambil barang-barang yang dibutuhkanya, kemudian Karena takut ketahuan pergi lewat pintu belakang kemudian mencongkel bethek (pagar dari bambu) dan akhirnya meloloskan diri. Dan dalam pengamatan saya kayaknya malingnya lebih dari satu orang. Dan mungkin pelakunya tukang kompor (Masak yang dibawa tabung gas)

Yang saya heranin, kok gak bawa barang-barang yang lebih mahal kan ada, TV 24 inc, sound besar merek simbada, sound kecil, megicom, setlika yang saya rasa lebih mahal harganya, tetapi mungkin malingnya masih punya hati jadinya masih punya rasa kemanusiaan. Makasih maling semoga barang-barang yang kamu ambil bisa bermanfaat, dan jangan ulangi lagi ya, karena kami masih pengangguran belum bisa cari uang sendiri.

Dan sedikit harapan saya  untuk maling, semoga cepat insaf karena 2012 kiamat (kata mama Lauren, hehe) just kidding.[Oleh: M. Miftahur Royan]

Sekian ceritaku,  

Jember, 17 Desember 2011