Rabu, 02 November 2011

Bioskop Kampling


Bioskop Kampling
            Waktu itu adalah hari jumat bertepatan hari sumpah pemuda 28 Oktober, ku habiskan waktu setalah jumatan sampai kira –kira pukul setengah lima sore dengan berinterneetan di kampus, teapatnya di UPT Perpustakaan yaitu tempat favoritku, mengapa saya menganngap favorit tempatitu, karena disana suasananya sangat nyaman untuk mengisi waktu luang. Banyak yang ku dapat dari internetan ku waktu itu, ku gunakan untuk mencari motivasi-motivasi hidup dan cerita-cerita pendek sebagai motor pendorong ke inginanku menjadi dan menumbuhkan jiwa-jiwa penulis yang sangat saya idam-idamkan, tidak tau mengapa setelah saya kuliah, hobi menulis tiba-tiba datang dengan sendirinya padahal saya tidak bisa menulis. Waktu semasa masih belajar di tingakat SMA saya memang ada kemauan untuk menjadi seorang penulis dan menciptakan karya-karya yang bisa saya banggakan, namun sepertinya waktu belum menginginkan ku menjadi seorang yang suka menulis. 

            Setengah lima waktu Indonesia Bagian Barat menunjukkan, segera saya menghentikan acara berinternetan dan kumatikan leptop kumasukkan kedalahm tas dan aku pulang menuju tempat kediaman saya yangsekarang tepatnya di daerah tegal besar jln. Moh Yamin Perumahan tegal besar blok Bn. No1. Jam lima sore saya sampai di kediaman dan langsung ku berbenah diri mandi dan sebagainya sampai jam setengah enam baru semuanya selesai dan sayapun shalat sendirian karena di perumahan ini musholanya jauh. 

            Dengan berakhirnya hari jumat datanglah malam sabtu dan itu adalah waktu dimana saya mendapat giliran jaga pos kamling. Raga ini terasa tidak mau diajak kompromi untuk kampling karena mungkin sudah merasa capek tetapi itu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. Ini adalah jaga pos kamplingku yang pertama, jadi masih ada rasa malu atau yang lainnya. Untuk mengatasi itu aku mengajak temanku yang tinggal di perumahan Graha tidak jauh dari perumahan yang saya tempati. “Tes, mau gak entar malem nemenin aku jaga di poskamling?” ku sms kepadanya. Beberapa selang waktu “tit tit” hpku berdering “Iya Mif Mau aku” sms balasannya. Singkat crita dari smsanku “ydh, entar kalau kamu udah gak sibuk kamu ke kontrakan ku, tetapi entar kamu ketuk-ketuk pintu soalnya aku mau istirahat dulu. Oke!” sms terakhirkku padanya. “Oke” balasan terakhirnya dia.

            Sebelum mererbahkan diriku untuk istirahat ku ambil air wudu dulu dan kemudian ku pasrahkan diri ini kepada yang punya. Kulihat waktu di hp menunjuk kan setengah delapan PM, artinya tiga jam lagi aku harus jaga pos kamling yang dimulai dari jam 12 malam sampai subuh. Ku cek semua pintu yang ada di kontrakan ku agar diwaktu aku tidur tidak ada hal-hal yang tidak ku inginkan terjadi, karena perumahan yang saya tempati sekarang ini sedikit tidak aman, bukannya saya membuat asumsi bahwa tempat ini tidak aman, tetapi aku hannya bar jaga-jaga mengatasi hal-hal negative itu karena kemungkinan itu tetap ada. “Bismika Allah humma ahya wabismika amuut” kata terahirku sebelum ku memejamkan mata untuk istirahat sejenak. 

            Sebelum ku tertidur terselip dan datang fikiran-fikiran, apa yang seharusnya saya lakukan entar ketika jaga karena saya baru pertama kali jaga pos kamling. Ku berfikir apa yang harus aku gesahkan atau bahasa indonesianya obrolkan pada waktu jaga? Kata apa yang harus saya mualai? Saya harus bersikap seperti apa? Dan lain sebagainya yang mengganggu tidurku. Entah mengapa datang fikiran-fikiran seperti itu yang sebenarnya tidak penting. Kita jaga ya jaga entah apa yang entar terjadi itu urusan belakangan. Tetapi entah mengapa fikiran itu tetap ada..

            “Dokdokdokdokdok” suara itu ku dengar beberapa kali membangunkan tidurku. “Mif mif mif” suara itu terdengar smar di telingaku. Ku buka mataku dan aku sadar bahwa itu pasti kentis yang kuajak untuk menemaniku untuk jaga pos kamling. Tanpa mengatakan apa-apa ku langsung menuju pintu depan sedikit ku intip dari candela dekat pintu sebelum ku bukakan pintunya. 

            “Ah kon iku lak uwes turu di gugah gak tangi-tangi mif2” ngoceh kentis dengan bahasa khasnya yaitu bahasa jawa campuran. “capek aku tes, maklum lah orang sibuk, hehehe” jawabku sekenanya. Dengan mata yang masih ngeriyip-ngeriyip ku rebahkan kembali badanku ke kasur, sedangkan kentis sibuk menghidupkan laptop. “Mip, kok uangel to” celotehnya sambil ngutek-ngutek colokan laptop. “Biasah tes laptop apik” jawabku menggoda. Tek lama kemudian laptop bisa diatasi dan hidup, karena laptopku ini adalah laptop khusus, yaitu kekhususannya terletak pada batrenya, jika tidak memakai colokan listrik langsung maka tidak akan hidup dikarenakan batrenya sudal udzur alias lowbet.

            Ku intip dari rebahanku di kasur ternyata dia sibuk mengerjakan tugas makalah dari adiknya yang berada di rumah, entah itu adik kandung atau adik yang nemu gede alias pacar bahasa sekaragnya ojob.
Kentis :“Mif ngonekno to angel kilo”
Aku     : “Opo to tes”
Kentis : “Makalah-makalah”
Aku     : “Oalah, mek tak molet dilutk” dengan sambil pelan-pelan ku bangunkan badanku dari tempat tidur dan kemudian kubantu kentis menyelesaikan makalahnya yaitu yang berjudul “ Tumbuhan Nanas dan Organel-organel Sel”. “Yan-yan itu loh ada temanmu di luar” teriak Mas Agung dari kamarnya yang sekontrakan dengaku. “iya Mas”jawabku sekenanya, padahal aku tidak tau siapa itu yang berada diluar karena dia tidak mengetuk pintu atau  memberi kode apa pun. Ternyata Mas Toni yang datang, dia adalah teman ke kantornya kentis dia juga teman saya. “Mas gak ketuk pintu diam aja, jadinya aku gak tau kalo mas datang”   ku sapa Mas Toni “Gak papa” dia jawab singkat padat dan tidak jelas. Langsung kupersilahkan masuk Mas Toni tersebut. Dan kemudia ngobrol mulai yang jelas sampai tidak jelas pun sudah kami lewati Saya, Kentis dan Mas Toni. Mugkin karena mas  toni capek baru pulang dari rumahnya dia tertidur di kasur dan saya bersama kentis masih tetap sibuk mengerjakan makalah adiknya kentis tersebut. Instingku muncul dan kulihat jam sudah menunjukkan jam sebelas malam. “Tes ndang dimakan nasinya ntar keburu telat aku, malu ntar kita kalo telat jaga soalnya aku baru pertama kali jaga kamling” “Jipukno Sendok” jawabnya. Langsung ku ambilkan sendok di dapur belakang dan dia mualai makan dengan lahapnya, mungkin dia kelaparan karena tadi sore belum makan. Sambil menunggu kentis makan ku selesaikan segera makalah yang kami buat dan akhirnya bisa terselesaikan dengan format pdf dan docx. 

            Setelah semuanya terselesaikan saya dan kentis berangkat menuju pos kamling tempat kami akan berjaga bersama teman-teman lainnyayang mendapat tugas jaga pada malam itu sedangkan Mas Toni tidur dengan nyenyaknya. Pukul 00.00 pagi kira-kira kami mulai berjaga sampai jam 4.00 pagi. Sungguh lama waktu itu bagiku karenan mungkin aku baru pertama kali jaga, jadi masih bingung mau apa yang ku lakukan. Ternyata sudah ada orang yang sedang tidur-tiduran disana aku belum kenal itu siapa dan kami berbasa basi dengan berbincang-bincang, pak abdul ternyata dia punya nama. Tak lama kemudian datang penjaga-penjaga yang lain pak lukman dan pak karim. Dan mereka para penjaga itu berbincang-bincang aku dan kentis hanya sebagai audience. Selang beberapa menit mbakung orang-orang memanggilnya datang dia sebagai ketua group jaga malam sabtu kami karena dia paling tua usianya. Dan pak bambang dan pak gendut ikut menyusul dan meramaikan suaasana jaga malam itu. 

            “ Yuk keliling”, kata mbahkung yang notebene sebagai ketua jaga “Ayuk wes sahut anggota yang lainya termasuk saya. Kamipun keliling untuk mengkondisikan dan mengecek keamanan perumahan Bumi tegal besar yang kami tempati, khususnya daerah RT kami, karena disetiap RT sudah ada petugas jaga masing-masing jadinya kami tidak keliling ke seluruh penjuru perumahan Bumi Tegal Besar. 

            Tiga puluh menit berjalan kami sudah sampai kembali ke pos kami berjaga setelah berkeliling. Dan kami berbincang-bincang
Pak Gendut     :”Enake ngeneki yo”
Pak Karim       :“ Koyok biasae ae enak”
Mbakung         :”NontonBioskop yo”
Pak Gendut     :”Iyo mbah, tapi lo pak agus yang punya laptop lagi gak dirumah, nonton biskop karo opo?”
Mbakung         :”Oiyoyo, lali aku lak pak agus lagi keluar kota”
Aku                 :” keren-keren ya tes orang sini jaga aja pake acara nonton bioskop” bisik-bisik ke telinga kentis
Kentis              :”Iyo Mif, keren wong kene bedo karo hene dewe”
Aku                 :”Aku dirumah ada laptop pak, tapi kalo tidak menggunakan colokan tidak bisa hidup, apa disini ada colokan listriknya pak” ujarku ke teman-temean jaga yang lain, yang semuanya sudah menjadi bapak-bapak yaitu kepala rumah tangga
Pak karim        :”Ada Dek, pean punya film apa aja?”
Aku                 :”ya dilihat entar ja pak”
Pak Gendut     :”Yawes dek ambil ja”
Saya dan kentis pulang ke rumah yaitu kontakan bertujuan mengambil laptop. Ditengah perjalanan mengambil laptop kami berbincang bincang yang intinya membicarakan warga sini orang nya gaul-gaul walaupun sudah tua. Lima belas menit kemudian kami kembali ke pos kamling denga membawa laptop seserta perangkat pelengkap lainya, seperti cas, cool pad, dan mouse untuk mendukung acara nonton bareng kami, atau bioskop kamling.

            Sesampai di tempat kamling kamipun mengeluarkan peralatan boskop yang ada dari tas yang saya bawa semuanya bergotong royong untuk mengadakan bioskop kampling ini, yang tak lain pak RT yang kebetulan datang untuk menyurve para warganya yang bertugas jaga malam itu. Karena semuanya bergotng royong maka dalam beberapa menit bioskop telah selesai persiapannya, dsan kemudian
Aku                 :”Silahkan pilih pak mana yang mau kita tonton?” ucap kepada seluruh anggota kampling
Pak Gendut     :”Serah wes” sambil melihat judul-judul film yang ada di laptopku.
Pak Hasan       :tiba-tiba mendekat dan ikut memilih film yang mau kita tonton, di pertama maumemilih film “Sang Pencerah” dan semuanya kurang setuju dan meminta film barat dan akhirnya dia memilihkan film yang berjudul fastvarious five, lanjutannya fastvarious four. 

            Saya pun sebagai operator mengeklik dan memputarkan film yang mereka setujui untuk di bioskop kamlingkan. Suasana heing sejenak karena bioskop baru saja dimulai. Tidak lama kemudian di tengah-tengah film sedang berjalan ada yang intrupsi membelah kesunyian pak karim namanya “Tidak ada terjemahannya ta” karena  film yang kami tonton adalah film barat jadinya bahasanya juga menggunakan bahasa mereka sendiri makanya orang-orang tidak paham dengan bahasanya yang notebene tidak mengerti dengan bahasa inggris. 

            Setelah itu kemudian diputuskan untuk menganti filmmnya, karnena ada yang mengusulkan film action maka ku putarkan film yang berjudul “crow zero2” walaupun film barat tetapi ada terjemahannya. Baru film berjalan beberapa saat ternyata pak RT  meminta gar filmnya di pause sebentar katanya. “Dek bisa di matikan sebentar” “Iya pak” jawabku sekenanya. 

            Pak RT            :”Assalamualaikum Wr.Wr”
Warga              :”Waalaikumsalam Wr.Wb”
Pak RT            :Pak RT nerocos dengan omongannya dan basa basinya yang isinya adalah membicarakan tentang kuajiban jaga pos kamling bagi warga dan denda atau ganti nominal jika tidak bisa jaga. Pak RT memberikan pilihan jaga atau membayar. Jika tidak jaga maka membayar dengan ketentuan sebulannya Rp. 50.000,00. Banyak yang Tanya ini itu dan usul ini itu dan akhirnya saling adu argument pun terjadi antara warga dan Pak RT, itu berlangsung cukup lama mungkin antara satu jam kurang lebih. Ada yang bilang terlalu mahal, terlalu menekan dan keberatan dan lain sebagainya. Dan untuk menyanggah pertanyaan dan lain-lain dari warga pak RT menjawab dengan simpel “demi kebersamaan jika tidak mau membayar ya jaga. Gitu saja kok repot”. Mungkin ada pihak yang tersinggung dari perkataan pak RT yang sedikit tidak enak di dengar di telinga itu. Tatapi warga tidak ada yang jawab setelah itu. Singkatnya akhirnya warga  menyetujui denda itu dngean ketentuan-ketentuan yang tidak mungkin saya tulis disini. “Sekian kurang dan lebihnya saya minta maaf Waalaikumsalam Wr.Wb” Ucapan penutup Pak RT. Tanda berakhir sudah acaranya Pak RT.

            “Mau kemana mbakung?” Tanya pak Hasan yang melihat mbakung berdiri “Keliling too” jawab singkatnya dia. Kemudian semuanya ikutan mbakung keliling karena mbakung sebagai ketua dari group jaga malam sabtu kami. Yang tertinggal di pos kamling hanya kentis dan pak RT. Mungkin mbakung sumpek dengan acaranya yang dibuat pak RT jadi untuk menghindari kesumpekannya maka dia putuskan untuk keliling saja. Di waktu keliling sedikit kami menyinggung keputusan Pak RT yang begitu memberatkan kayaknya dan lain sebagainya yang intinya kurang setuju dengan keputusan sang RT itu. Beberapa menit kemudian kami selesai berkeliling dan kebali ke pos kami jaga yaitu pos kamling namanya. Pak Gendut sebagai pelopor pertama bioskop kamling segera memutar kembali film yang tertunda gara-gara adanya acara pak RT. Suasanyanya pun semakin larut karena mata kita sudah mulai tak kuasa menahan untuk terpeam dan mulut rasanya sudah bosen untuk berbicara. “Saya pulang dulu ya,”denga berjabat tangn dengan semua warga yang ada di pos kamling itu, di tengah film berlangsung dia pamit pulang. 

            Film berlangsung cukup lama dan tidak sedikit anggota yang sudah tidak sadar karna ngantuknya termasuk teman saya kentis yang dari pertama kali telah memejamkan matanya untuk beristirahat, saya makluminya karena dia belum tidur sedangkan saya sudah tidur mulai jam 08.00 sampai jam 09.30 malam. Pada akhirnya hanya tinggal dua orang yang masih hidup. Hidup dalam artian belum tertidur yaitu saya dan pak hasan. Kamipun menikmati film yang sedang tegang action sambil menahan mata untuk tidak tertidur karna jika kami semua tertidur mungkin terjadi bisa saja maling menyusup masuk ke daerah  yang kita jaga.

            “Allahuakbar allah huakbar” suara adzan subuh berkumandang dan tak lama kemuadian teman-temanjaga yang tertidur terbangun dan pamit pulang duluan untuk melanjutkan tidur di rumah masing-masing. Datu  persatu pamit pulang dan ahirnya tinggal tiga orang yang masih tersisa. Saya, Pak Hasan dan Kentis  yang masih  terlelap dalam mimpi indahnya. “Gimana pak, ikut pulang?” tanyaku membeleah adzan subuh yang sedang berkumandang “Apa diteruskan sampai filmnya selesai, mungkin jam setengah lima dan selesai” berfikir sejenak dan “Iya wes dek ditrusin aja nanggung” “Ok ewes pak” jawabku sekenanya. 

            Akhirnya film berakhir dan saya langgung membangunkan kentis teman saya untuk pulang sedangkan pak hasan sibuk mengemas kabel dan saya meringkes laptop ke dalam tas dan terakhir kami mengelempit tikar yang kami gunakan untuk alas dan kamipun pulang kerumah masing-masing untuk menjalankan aktivitas masing-masing juga. Selesailah pengalaman pertamaku jaga di poskamling dan saatnya ku pejamkan mataku untuk istirahat setelah bersujud kepada Allah SWT. ^_^ [Oleh: M. Miftahur Royan]


Jember, 30 Oktober 2011
Disebuah kamar kontrakan

Comments
0 Comments

Posting Komentar

Tulisan terkait